Ubud, 24 Agustus 2019 bertempat di ubud wana resort berlangsung focus group discussion "dukungan investasi dalam pengembangan prototipe destinasi gastronomi UNWTO" yang diselenggarakan oleh Asisten Diputi Investasi Pariwisata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementrian Pariwisata dengan didukung oleh dinas pariwisata kabupaten gianyar. Kepala dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar A.A Bagus Ari Brahmanta, SE memberikan sambutan sekaligus membuka acara FGD tersebut, dikesempatan ini beliau menyampaikan visi bagaimana membangun gatronomi ubud kedepannya, disini sangat diperlukan konsentrasi berbagai pihak terkait baik dari pihak pemerintah maupun suasta, selain itu beliau juga memaparkan beberapa kendala yang sedang dihadapi oleh ubud sendiri antara lain kemacetan, perlunya lahan parkir, masalah sampah, masalah gelandan dan pengemis. Ibu yoke selaku ketua Gastronomi Indonesia menyampaikan bahwa pariwisata berkelanjutan memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, bali pada umumnya dan ubud pada khususnya dihimbau agar tidak terlena dalam membangun dan mempromosikan diri karena sudah ada 10 destinasi baru yang tersebar di Indonesia. Tugas beliau disini tidak membuat destinasi baru, melainkan menjaga apa yang sudah diwariskan oleh leluhur kita, ubud tidak pelu lagi membuat destinasi baru karena di ubud sendiri sudah sangat banyak mempunyai destinasi yang berani bersaing dengan deatinasi daerah lain. Ibu Vita Detau selaku ketua tim percepatan prototipe destinasi gastronomi UNWTO juga memeberikan sambutan pada kesempatan tersebut, penyampain beliu bahwa demi keberhasilan sebuah Gastronomi memerlukan standarisasi sebuah destinasi pariwisata yaitu ubud sendiri, menurut beliau pasar merupakan cerminan dari sebuah peradaban dan kemajuan ekonomi. Adapun strategi yang dibutuhkan agar semua bisa tercapai yaitu regulasi, profiling, promosi, advokasi, dan pendanaan. Beliau jg menyinggung mengenai pengelolaan sampah, karena sampah merupakan salah satu masalah besar yang sedang dihadapi oleh ubud, kita ini belum terbiasa menggalakan (3p) publik, private, partnership, saat ini belau sangat tersanjung karena di fgd sekarang dihadiri oleh kepala kepala dinas dan skpd kabupaten Gianyar, dan beliau sangat berharap besar gastronomi bisa cepat tercapai sesuai target yang sudah dicanangkan. Selanjutnya pemaparan dari tim narasumber, pembahasan tersebut menyangkut komponen pembentuk ekosistem pariwisata berupa tren pariwisata global, target wisatawan, nilai produk, produk pariwisata, destinasi, pemasaran, kebijakan & kemitraan, industri pendukung, insfraatuktur pensukung, sumber daya pendukung, inveatasi pariwisata, pendapatan pariwisata. Nilai produk gstronomi ubud dapat dibagi menjadi dua yaitu intangible (aspek sejarah, budaya meliputi tradisi subak dan tradisi memasak) dan tangibel (aspek komuditi dan produk olahan makanan). Gastronomi jg tidak akan tercapai dan berkembang jika tidak adanya kebijakan dan kemitraan dari pemerintah, adapun beberapa kebijakan tersebut merupakan undang-undang yang sudah dan akan ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan kemitraan berupa penerapan pembagian zona dan tata ruang.